Renungan

Renungan

Renungan hari Rabu, 23 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Rabu pekan 2 masa Paskah. Kasih Allah

Sepenggal lagu yang sering kita dengar sebelum Rabu Abu dan seputar Paskah.

Kasih Allahku sungguh tlah terbukti, ketika Dia serahkan anakNYA…. itulah into percakapan Yesus dengan Nikodemus, melanjutkan percapakan yang kemarin. Disini Yesus mengajak Nikodemus untuk menyadari bahwa Allah tidak pernah menghukum, kita sendirilah yang memilih hukuman itu yaitu tetap tinggal dalam kegelapan. Sementara sebagai anak2 Terang Kebangkitan kita diajak tinggal dalam TERANG itu sendiri. Hal inilah yang dialami oleh Petrus dan Yohanes yang harus dipenjara namun dibebaskan oleh kuasa Roh Allah.

Lur banyak saudari/a kita yang memilih secara sadar untuk memenjarakan dirinya sendiri. Karena menikmati apa yang seharusnya haram/dosa, tapi mengikuti pepatah mengatakan “enak gila” maka diteruskan. Terkadang kitapun menidurkan Roh Kudus dalam keseharian tingkah laku dan tindakan kita. Karena merasa tidak nyaman dengan orang yang telah “berbaik hati”, karena beda status, merasa tidak enak menjadi berbeda. Petrus dan Yohanes tetap berani tampil beda mengatakan kebenaran maka kembali mereka ditangkap namun tanpa kekerasan. Yuk kita juga sebagai anak2 TERANG, harus berani tampil beda, karena tidak dalam gelap, namun karena telah merasakan Kasih Allah itu sendiri. Yuk kita bagikan TERANG itu untuk semua, biar semuanya boleh merasakan dan hidup dalam TERANG itu. Kasih Allah aku mau bagikan untuk saudara, keluarga dan sesamaku. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Selasa, 21 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Selasa pekan 2 masa Paskah. Membuat Kebangkitan Tuhan menjadi istimewa.

Sebagai manusia baru yang lahir karena baptisan, apalagi kalau sudah menerima sakramen Krisma, maka hendaklah kitapun mampu menunjukkan semangat yang baru dalam hidup menggereja, apalagi dalam situasi sekarang ini. Apa yang membuat kita merasakan kebaruan, apalagi saat merayakan Paskah, entah Malem Paskah ataupun Minggu Paskah kita selalu diajak untuk membarui janji Baptis kita. Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini mengajar kita untuk hidup baru dalam semangat Kebangkitan. Atau oleh Yesus dikatakan kepada Nikodemus untuk lahir baru. Semangat Kebangkitan dalam komunitas perdana ditandai dengan doa bersama, Ekaristi bersama dan saling membantu serta menolong (ada kepedulian diantara mereka).

Lur apa makna hidup dalam semangat baru Kebangkitan bagiku? Apakah perkataan Paulus menjadi dasar kehidupan bersama kita, yaitu Kasih yang kita semua terima dari Kristus? Dan apakah kita sungguh merasa menerima Kasih karunia itu, setiap kali kita berkumpul bersama keluarga saat merayakan Ekaristi bersama? Kita yang sama-sama telah dibangkitkan dari kematian akibat dosa-dosa dan keegoisan kita apakah mau dan mampu berbagi serta membagikan Kasih itu sendiri dalam komunitas kita? Jangan sampai anggota komunitas baik keluarga dan siapapun yang ada didalamnya kita jadikan sebagai saingan, bahan gosip dll. Yuk kita resapkan makna Kebangkitan yang telah kita rayakan bersama agar mampu memberikan kebaruan hidup dan membuat hidup kita semakin hidup karenaNYA. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Senin, 20 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya, SALAM SEHAT. Hari ini Senin pekan 2 dalam masa Paskah. Lahir baru.

Berbicara soal gelap ada yang takut, merasakan tidak nyaman serta tidak senang, namun juga banyak orang mencintai dan menikmati kegelapan. Nikodemus, adalah seorang pemimpin bangsa Yahudi datang kepada Yesus dimalam hari. Bukan karena takut ketahuan, namun justru baginya malem adalah waktu yang pas, tidak dikejar2 target pekerjaan dan tugas, tenang, aman, nyaman serta leluasa untuk berbicara. Pertemuan dengan Yesus’ membawanya memahami hal baru, yaitu tentang lahir baru/lahir kembali. Meski sempat dibuat terbingunkan oleh Yesus, namun pada akhirnya paham, karena ia membuka telinga dan hatinya, memberi waktu dan membuat waktu untuk mengalami perjumpaan itu sendiri. Petrus dan Yohanespun juga demikian, dengan kelahiran baru (karena karunia Roh Kudus), maka setelah diadili,  mereka tidak minta kemudahan dari Allah setelah dilepaskan dari penjara, namun justru mengatakan secara terang-terangan tanpa ditutup tutupi/ seolah olah seperti menantang mahkamah agama untuk memutuskan sendiri menetang Allah atau taat pada mereka, Mereka berdua memilih taat pada Allah.

Lur bagaimana dengan kita? yuk kita ingat dan lihat kembali saat kita lahir baru (baptis) masih punya spirit yang sama? atau sekarang tertidur spirit itu? adakah aku punya waktu/membuat waktu seperti Nikodemus, atau terutama disaat kita ada dalam kondisi yang gelap dan suram masihkah cahaya Paskah terang benderang menyinari kita atau sudah tidak tampak samasekali? Yuk kita bangun semangat Zeal (berani dalam kebenaran) seperti Petrus dan Yohanes, pantang menyerah menerbas aneka rintangan untuk tetap hidup dijalan Tuhan dan mewartakan Tuhan untuk sesamanya. Oktaf Paskah baru lewat, namun masa Paskah masih panjang, yuk tetap semangat jalan maju dituntun oleh TERANG Kebangkitan. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Minggu, 19 April 2020

Selamat siang sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Minggu Paskah 2 Minggu Kerahiman Ilahi. Semoga telah menikmati kebersamaan dengan keluarga dengan merayakan Ekaristi OL bersama, membangun persaudaraan dan menaruh kepercayaan kepada Hati Yesus yang terbuka. Masih perlu waktu?

Dalam bacaan hari ini kita diajak dan diajarkan untuk kembali belajar. Belajar sebagaimana jemaat perdana hidup. Situasi hampir mirip seperti sekarang, yang ditakuti adalah penganiayaan, sementara yang sekarang adalah C19. Kita diajak untuk saling memperhatikan “mereka sehati dan sejiwa, berkumpul bersama, saling membagikan apa yang mereka miliki dan menikmati perjamuan/memecahkan roti bersama dalam keluarga”. Mereka melakukan tindakan kasih. Dalam Injil hari ini bagaimana kita melihat kekerasan/kedegilan hati para rasul, mereka sudah melihat Yesus sendiri, sudah dihembusi Roh eh masih juga menutup dan mengunci pintu rumah mereka, mereka masih belum mau beranjak keluar. Bahkan Thomas butuh waktu lebih lama lagi untuk bisa percaya dan berkata “Ya Tuhanku dan Allahku”, mereka semua itu sudah menikmati secara fisik kebersamaan dengan gurunya. Namun teguran Yesus nan lembut kepada Thomas justru merubah dirinya.

Lur apa yang kita bisa kita pelajari untuk Iman kita?

1. Janganlah kita pernah untuk sendiri, hiduplah dalam komunitas untuk menumbuhkan Iman. Komunitas bukan berarti orang lain, mulailah dari dalam keluarga. Kesendirian justru membawa kepada kehancuran. Bagaimana kalau pasangan beda agama? Janganlah pernah memaksa, karena Kasih tidak memaksa dan terpaksa.

2. Untuk bisa berbelas kasih tentu akan mudah bila pernah merasakan/menerima belas kasih juga. Dimana? Dalam Sakramen-Sakramen, terutama dalam Sakramen rekonsiliasi/Tobat, pemulihan hubungan dengan Allah, tidak melulu karena salah, namun untuk mengepaskan. Melalui sakramen Ekaristi, menerima Kasih, pemberian diri Allah, maka kita akan mudah memberikan diri, apa yang ada pada kita untuk mereka yang memerlukan, berbagi tanpa merasakan kekurangan.

3. Menjadi rasul Kasih Allah dengan menghormati jam kematian Yesus setiap hari dengan mendoakan Koronka Kerahiman Ilahi jangan rajin saat novena, bolong-bolong pada hari-hari biasa. Serta ikut aktif membagi kasih dengan mengajak orang lain untuk berdoa. Yuk kita mulai sekarang, sapa mereka yang tersendirikan tanpa harus menghancurkan dan merusak aturan namun mencapai tujuan kemuliaan ALLAH. Selamat Pesta KERAHIMAN ALLAH. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Sabtu, 18 April 2020

Selamat siang sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Sabtu dalam Oktaf Paskah. Kulembutkan hatiku.

Mengapa para rasul gagal paham dan tidak percaya bahwa Yesus, gurunya bangkit? Padahal hampir 3 tahun mereka tinggal dan hidup bersama, menyaksikan mukjizat-mukjizat yang luar biasa, mendengarkan ajaran-ajaran. Namun setelah kebangkitanNYA siapa yang menyaksikan dan diberitugas untuk mewartakan? Maria Magdalena, juga dua murid yang ke Emaus, lalu mengapa 11 rasulNYA gagal paham? Karena mereka masih mau membuktikan kebangkitan itu dengan mata mereka sendiri. Inilah yang Yesus pulihkan terhadap mereka, kekerasan hati serta ketidakpedulian mereka sendiri. Sangat berbeda dengan Maria Magdalena, ia merasakan Kasih yang luar biasa dari Yesus, karena pengalaman pribadinya dengan Tuhan.

Lur memang pengalaman pribadi yang sungguh dalam mampu mengubah dibandingkan pengalaman yang suam-suam kuku/panas-panas tahi ayam. Sering kita merayakan Ekaristi (para imam, religious, bruder atau suster dan awam) namun sejauh mana saya bisa menginaninya? Berdoa setiap hari dengan Tuhan, benarkah itu kita doa atau memberikan instruksi untuk Tuhan laksanakan? Melakukan pengakuan dosa, namun sejauh mana itu mengubah sikap dan hati kita, atau malah selesai pengakuan dosa melakukan dosa yang sama yang lebih mendalam? Masing-masing kita sudah menerima Iman saat pembaptisan ibarat api kecil, nah sejauh mana api itu kita jaga nyalanya dan semakin membesar bahkan mampu membakar hidup kita dan sesama? Yuk kita besarkan api Iman itu dengan membuka hati dan telinga kita lebar-lebar untuk Sabda Tuhan, dalam situasi apapun tetaplah bersekutu dengan Tuhan dalam doa dan lakukanlah dengan Iman apa yang Tuhan mau kita buat untuk Tuhan bagi mereka yang membutuhkan. Ya Tuhan ajarku semakin menyadari berkat, penyertaanMU dalam keseharian hidupku agar hatiku semakin layak menjadi tempat tinggalMU yang nyaman. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Jumat, 17 April 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Salam Sehat. Hari ini Jumat dalam Oktaf Paskah. Mengikuti perintaNYA.

Dalam Injil hari ini para rasul sebagian mencoba kembali melakukan pekerjaan lama. Entah karena bosan, entah karena iseng-iseng, ataupun ada maksud tertentu. Petrus punya ide untuk melakukan hal itu dan beberapa temannya ikut. Namun malem itu mereka gagal total, tidak mendapatkan apapun. Maka mereka segera kembali menuju pantai, namun sebelum sampai sudah disuruh seseorang melakukan “tebarkan jalanmu di sebelah kanan” maka sesuatu diluar nalar terjadi, dapat ikan banyak sekali. Dan Petrus melakukan hal yang aneh. Mendapati tungku api dengan ikan dan roti, lalu mereka sarapan.

Lur ternyata mengikuti apa yang diperintahkan Allah itu hasilnya luar biasa ya, kalau kita melakukan mau kita tidak mendatangkan hasil yang baik. Semaleman mereka tidak menangkap apapun. Petrus meskipun sempat gagal, didepan tungku perapian dan pengkhianatan hari ini Yesus mau pulihkan melalui peristiwa yang sama, tungku api dan sarapan. Kalau kita mendengarkan dan melakukan apa yang seharusnya, maka kita akan bahagia. Coba perhatikan penyertaan Tuhan dalam keseharian kita, saat sukses, naik jabatan, posisi karena promosi, sembuh dari sakit, memiliki hubungan yang baik dalam keluarga, namun dalam hal ini sering kita gagal menyadari. Juga hadirNYA saat kita galau, sedih, kecewa, sakit namun sering yang kita rasakan Allah lagi pergi jauh. Juga dalam situasi C19 sekarang ini, mana tidak bisa Ekaristi, komuni, yang ada hanya spiritual, namun disaat situasi aman dan nyaman, kegerejapun telat atau ogah2an. Yuk kita nikmati undangan untuk sarapan bersama Yesus agar kita dihangatkan dan dimurnikan melalui api pembakaran sekalian menikmati kebersamaan dengan Tuhan. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Kamis, 16 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Salam sehat. Hari ini Kamis dalam Oktaf Paskah. Menjadi saksi Kebangkitan.

Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Itulah penutup Injil hari ini. Setelah memberikan Salam Damai, ditunjukkan luka2NYA, minta makan, namun masih belum membuka mata mereka, maka Yesus harus menjelaskan kembali isi Kitab Suci sehingga mereka bisa memahami apa yang dulu telah disampaikan. Sebagaimana Petrus dan Yohanes menjadi pusat perhatian orang2 karena penyembuhan yang ia lakukan justru dipakainya untuk menjelaskan siapa Yesus sebenarnya.

Lur menjadi saksi adalah tahu secara jelas apa yang disaksikannya, jika tidak hanyalah kata kata kosong belaka. Tingkat kesulitan yang dialami para rasul pastilah berbeda dengan saat ini. Pertama para rasul harus menaklukkan budaya/kebiasaan hidup dan memberitakan Yesus sebagai jalan yang baru sementara saat ini kita tidak perlu menaklukkan budaya namun memberikan contoh hidup keseharian kita sendiri jika demikian apakah kita siap? Yesus tidak pernah menargetkan bahwa harus bisa membaptis orang namun Yesus selalu meminta Pergilah dan wartakanlah Injil nah menjadi permenungan kita semua apakah aku mengalami sukacita dan damai dengan Sabda Allah? Tuhan mampukan aku menghadirkan kebangkitanMu bagi diriku dan keluargamu serta bagi mereka yang ada disekitarku. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Rabu, 15 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Salam sehat. Hari ini Rabu dalam Oktaf Paskah. Menyingkirkan penghalang.

Dalam kedua bacaan hari ini kita melihat 3 orang yang cacat. Dalam bacaan pertama, seorang pengemis yang lumpuh  didudukan di pintu Gerbang Indah, Petrus dan Yohanes datang untuk berdoa, ia meminta minta, mendapatkan kesembuhan, meloncat-loncat kegirangan, mengikuti masuk ke Bait Allah. Yang lain 2 orang yang “buta” berjalan bersama Yesus ke Emaus, dalam kesedihan, kecewa, namun tidak mengenaliNYA. Keduanya disembuhkan saat duduk bersama dan mengalami persatuan dengan Yesus.

Lur yuk kita bayangkan bagaimana kegembiraan si lumpuh berjalan, melompat dan memuliakan Tuhan. Juga kita bayangkan kegembiraan Kleopas dan teman perjalanannya, tanpa berpikir resiko jelek berjalan dalam kegelapan, mereka kembali ke Yerusalem memberitakan Yesus yang BANGKIT. Kita pun juga diajak untuk melihat disekitar kita banyak “orang2 lumpuh, Kleopas dan temannya” lalu peran kita apa? C19 sekarang ini banyak yang perlu uluran tangan dan kita boleh bertanya kepada diri Kita masing2 bukankah hati kita berkobar2 saat IA berbicara dengan kita?.  Apakah kita sebagai GEREJA Gerbang Indah itu masih terbuka?  Yuk kita belajar menjadi Petrus dan Yohanes, yang memberi dari apa yang ada padanya. Apakah aku memiliki Yesus? Ataukah dalam kegalauan kita, kita masih mau mengulurkan tangan untuk berbuat baik sehingga kita memiliki Yesus yang menghancurkan sekat Mata hati dan nurani kita? Tuhan semoga melalui perbuatan2 kecilku hari ini aku dan bersama mereka KAU ubah. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Selasa, 14 April 2020

Selamat siang sedulur semuanya, salam sehat. Hari ini Selasa dalam Oktaf Paskah. Ku kenali DIA

Dalam bacaan hari ini Maria Magdalena sedang menangis di kubur. Ia merasakan kekecewaan yang mendalam, Ia terluka karena hasrat hatinya untuk memberikan yang terbaik tak tersalurkan. Sambil menangis sekali lagi ia melihat ke dalam makam maka ia melihat dua malaikat, maka malaikatpun bertanya “mengapa ibu menangis?” “Tuhanku diambil orang, aku tidak tahu dimana ia diletakkan”, maka iapun menengok ke belakang ada Yesus di situ, namun tak dikenalinya, maka Yesus bertanya: “ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Karena galau maka iapun menjawab “Tuan, jikalau tuan yang mengambil dia, katakanlah kepadaku dimana tuan meletakkan dia, supaya aku dapat mengambilnya”. Karena dipanggil nama maka Maria mengenali Yesus dan ia mengutus menjadi pewarta kebangkitan untuk para rasul.

Lur kalau hati lagi galau, kangen, kecewa, terluka karena banyak hal sering berperilaku tidak terkontrol, berprasangka buruk. Maria melakukan hal yang sama. Ia memberi cap tukang taman dan lebih parah lagi dituduh pencuri. Namun ketika mendapatkan sapaan yang khas, entah suara, pandangan mata, sentuhan tangan maka ia terbuka penghalang dan mengenali siapa yang dihadapannya. Terkadang dalam keseharian kitapun melakukan hal yang sama seperti Maria terhadap suami/istri, anak-anak, papa mama dan anggota keluarga/komunitas. Apalagi disaat kerinduan akan Ekaristi sudah cukup mendalam? maka ketika melihat sebagian awam yang ikut bertugas menjadi iri dll. Maria setelah sejenak mengambil jarak, mendapatkan sentuhan hati, maka ia sadar dan mengenali, bahkan akhirnya menjadi rasulnya para rasul, sebagai duta utama pembawa kabar sukacita “aku telah melihat Tuhan”. Apakah pengalaman itu ada padaku? Sempatkah kita menarik diri sejenak dari perasaan marah, kecewa, sakit hati, iri, prasangka buruk; agar hati kita tidak terhalangi untuk merasakan sentuhan Tuhan dan mau berbuat baik bagi sesama? Janganlah karena situasi C19 sekarang ini membuat logika kasih kita mati. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Senin, 13 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Hari ini Senin dalam Oktaf Paskah. Allah ada.

Beberapa waktu yang lalu ada satu team dokter dan perawat dari sebuah rumah sakit dibuat galau karena ketidakjujuran keluarga atas anggotanya Yang sakit butuh pertolongan namun saat ditanya apakah termasuk dalam daftar orang yang diawasi (C19), mereka menjawab tidak, baru setelah tidak bisa mengelak karena hasil medisnya, mereka baru bilang ya, namun para dokter dan perawat terlanjur harus isolasi diri 14 sementara sebenarnya tenaga mereka sangat diperlukan untuk membantu dan menolong teman-temannya dan pasien yang lain. Hari ini hal yang sama diangkat dalam Injil. Wanita-wanita yang datang ke makam dipenuhi ketakutan namun juga kebahagiaan, apalagi setelah perjumpaan dengan Yesus. Mewajibkan mereka untuk aktif memuliakan dan mewartakan Yesus Yang bangkit. Namun dusta dimulai dari mereka yang tahu hukum untuk tetap melanggengkan penyangkalan diri mereka akan Yesus. Dan rasanya hal ini terus berlangsung sampai sekarang.

Lur perjumpaan dengan Kristus yang bangkit dialami oleh 2 Maria, yang begitu mendalam merasakan Kasih Allah dapat juga kita alami juga. Suasana takut, tidak pasti, tidak aman, juga sama seperti keadaan sekarang ini. Namun kalau kita boleh jujur, apakah aku sungguh bisa merasakan dan mengenali kehadiranNYA dalam situasi saat ini? Melalui perbuatan baik yang kecil-kecil menolong sesama, anggota keluarga atau tetangga sebelah, belakang serta depan rumah? Apakah dalam ketakutanku akan situasi sekarang ini aku masih memiliki kebahagiaan/kegembiraan seperti 2 Maria yang bisa berjumpa dengan Yesus, walau sekarang terasa sulit untuk bisa menemukan kedamaian dalam doa? Yuk walau sulit janganlah kita mempersulit diri untuk merasakan Cinta Tuhan. Temukan IA dalam kejujuran dan kebersamaan keluargamu dan atau komunitasmu. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.