Latar Belakang KKIS
Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah (2 Kor 3:5).
Mengingat perjalanan Keluarga Katolik Indonesia di Singapura (KKIS) selama ini, banyak membawa suka-cita! Rahmat Tuhan selalu menyertai kita sejak semula. Di mulai dengan beberapa keluarga Indonesia di awal pada tanggal 10 Februari 1985 diadakan Misa Kudus berbahasa Indonesia yang dipersembahkan oleh Rev. Fr. Alfred Chan (alm), seorang imam peranakan yang ingin melayani umat lndonesia. Beliau ini mendapat dukungan dari Sr. Gerard Fernandez, RGS. Maka kemudian tercetuslah nama KKIS ini. Dengan berjalannya waktu makin banyak umat lndonesia bergabung sehingga mulailah diadakan pembaptisan beberapa ibu dan juga kegiatan seperti “bible sharing” dimana setiap akhir bulan Fr. Chan (alm). bergabung bersama. Kegiatan yg diprakarsai para ibu ini awal mulanya dilakukan di rumah salah seorang ibu. Kegiatan pendalaman iman ini dilanjutkan sampai sekarang yaitu di setiap hari Rabu pagi jam 10-12 di Parish Hall Gereja St Bernadette dengan nama PD Galilea.
Seiring perjalanan waktu, dan dengan semakin banyaknya orang yang datang berobat ke Kota Singa ini, maka dibukalah sie Sosial di PD Galilea yang tugasnya mengunjungi dan berdoa bagi mereka yang sedang sakit dan berobat ke Singapura. Selain itu juga membantu mengurus perizinan dengan menghubungi instansi yang berkepentingan bila ada yang meninggal. Tangan Tuhan terus merajut…
Hampir 10 tahun KKIS berjalan dengan lancar, sampai Romo Pembimbing, Fr. A. Chan (alm), ditugaskan menjadi dosen di Seminari Agung Keuskupan Agung Singapura. Dengan kepindahan beliau, KKIS pun kehilangan tempat beribadah.
Tetapi penyelenggaraan Tuhan berlangsung terus. KKIS kemudian mendapat izin untuk pindah ke Gereja St. Bernadette dan setelah 2 tahun bahkan diizinkan merayakan Misa berbahasa Indonesia 2 kali sebulan oleh pastor paroki waktu itu, Rev. Fr. Joseph Tan (alm). Misa 1 kali sebulan bersama Fr. A. Chan (alm), dan di minggu yang lain, Misa bersama imam lain yang dikirim oleh Msgr Hilarius Moa Nurak, SVD, Uskup Pangkalpinang.
Sejak tahun 2003, KKIS memperoleh seorang Pembimbing Rohani tetap yaitu Romo Willem Langenhuijsen, SS.CC (alm). yang menetap di Singapura dengan ijin kerja. Dengan kehadirannya, umat merasakan seperti berada dalam satu paroki di Indonesia. Orang sakit lebih cepat ditangani, pembaptisan bayi/orang dewasa meningkat, konseling untuk pribadi ditampung, demikian juga mereka yang telah menemukan jodohnya di KKIS dapat melangsungkan pernikahannya. Semua dapat dilayani di KKIS.
KKIS terus bertumbuh. Lahir pula Legio Mariae di gereja St. Bernadette dan sekarang sudah berkembang menjadi 4 presidia.
Sekelompok ibu-ibu yang berdiam di sebelah Barat Singapura juga mendirikan perkumpulan doa Rosario yang bernama Ladies Group. Berkat Ladies Group ini, lahirlah misa berbahasa Indonesia di setiap minggu ke 3, di Gereja St. Mary of the Angels, yang persembahkan oleh Fr. John Wong, OFM. Misa ini dimeriahkan oleh Paduan Suara ‘Sing With Angels’. Ranting SMOTA ini sekarang di koordinir oleh Mas ‘Ndro’, yang juga menjadi penghubung KKIS dengan paroki setempat yang dikelola oleh Fransiscan Friars.
Sejak tahun 2004 juga terbentuk beberapa cell group dari kaum muda di mana mereka bisa berbagi pengalaman tentang perjuangan hidup mereka dilihat dari mata iman. Saat Persembahan anak pada HUT ke-10 di P Peninsula Hotel 2005 Polonaise oleh Glamur Bersama Sr Gerard Fernandez, RGS merayakan HUT ke-10 ini sudah ada 9 cell-group tersebar di pelbagai distrik di seluruh Singapura. Semua cell group ini bergabung di dalam kelompok Amoredio. Mereka berusaha merangkul teman-teman dewasa maupun muda dan juga pelajar pendatang yang mencari tempat untuk memperdalam iman, di mana mereka dapat merasa memiliki. Kelompok muda ini penuh energi, kreatif dan merupakan harapan untuk menjadi generasi penerus KKIS.
Sesudah KKIS berusia 20 tahun, di bulan November 2005, lahirlah ranting di bagian Timur Singapura. Beberapa ibu ‘menemukan’ seorang Romo yang sanggup untuk merayakan Misa dalam Bahasa Indonesia. Romo ini kelahiran Vietnam, Romo Gregoire van Giang, MEP yang Pesona Mutiara Kerajaan Surga 19 adalah Romo Kepala Paroki di Gereja Our Lady of Perpetual Succour (Bunda Penolong Abadi). Ranting ini merayakan Misa Indonesia pada hari Minggu ke-1 setiap bulan, cukup mandiri dalam tata pelayanan katekisasi, persekutuan doa, Legio Mariae, Paduan Suara, dan Children’s Liturgy. Tokoh yang tak terlupakan di gereja ini, yang sangat membantu dalam banyak hal, adalah Ibu Fransisca Yeo (almh).
Tinggallah minggu ke-5 yang belum terisi dengan perayaan Ekaristi. Tangan Tuhan menggandeng beberapa orang yang peduli. Bersama Romo Remi Liando SS.CC dari Gereja Blessed Sacrament, dimulailah Ibadat Sabda dan Doa dibulan Desember 2008. Kemudian Vinsen Kusuma, sebagai koordinator setiap hari Minggu ke-5 yang mempersiapkan Misa Kudus di Damian Hall, di gereja ini. Sedangkan paduan suara dilayani oleh “Ecclesia”. Sejak bulan September 2012, Rm. FX Sambodo SS.CC-lah yang merayakan ekaristi, sesudah Rm Remi, SS.CC berangkat ke Roma.
DenDengan adanya bermacam kelompok “asing” di Paroki Risen Christ, ada kerinduan di hati Pastor Paroki – Rev. Fr John Sim – untuk mengadakan prosesi Rosario dalam 5 bahasa dalam bulan Mei dan Oktober. Maka dengan kedatangan Rm. Kamilus Kamus, CICM, pada bulan Oktober 2010, beberapa bulan kemudian terbentuklah Komunitas Indonesia di Paroki Risen Christ, dengan nama Komindo@RC. Kemudian untuk memenuhi kerinduan umat akan devosi kepada Hati Yesus yang Maha Kudus pada Jumat Pertama, diadakan Misa dan Adorasi pada Sakramen yang Maha Kudus, di mana KKIS bekerja sama dengan Komindo@RC dan siapa saja yang berminat, dengan Steffanus Untung sebagai Koordinator.
Sesudah berdiri 20 tahun pun tetap masih banyak hal yang belum terkonsolidasi, namun penyelenggaraan Ilahi luar biasa. Tuhan selalu buka jalan. Keadaan kesehatan Romo Pembimbing, Pastor Willem L, SS.CC melemah sejak tahun 2011. Atas kebijaksanaan Kongregasi SS.CC, sejak September 2012 Umat Indonesia di Singapura dianugrahi seorang imam muda yang bersemangat, Romo Raphael F.X. Sambodo, SS.CC yang biasa dipanggil Romo Sam.
KKIS mulai bernafas lega karena mempunyai Pembimbing Rohani yang fulltime, terutama untuk orang sakit dan keluarga yang berduka, mereka merasa sangat tertolong dengan adanya Romo Sam yang tidak menghiraukan waktu bila dibutuhkan untuk pelayanan Doa dan Sakramen orang sakit. Pada hari/ kesempatan tertentu, Romo Sam melayani dengan didampingi oleh team Pelayanan Doa Agape.
KKIS terus berkembang, dibentuklah seksi-seksi yang mengatur kegiatan KKIS dalam bagian yang lebih kecil, seperti Seksi Sosial, Konsumsi dan Rekreasi, juga Seksi Rohani yang terlibat dalam liturgy ketika merayakan Ekaristi dan beberapa seksi lain. Semua gandeng geret. Mutiara yang kita temukan bersama ini – hadiah dari Tuhan yang peduli – perlu digosok terus dalam kasih persatuan kita.
Tanpa terasa KKIS sudah 36 tahun, kita berjalan bersama dalam pelayanan kasih untuk sesama yang berbahasa Indonesia terutama di jaman pandemi banyak tantangan yang dihadapi namun dengan rahmat Roh Kudus, satu demi satu dapat diatasi.
Pelayanan rohani online menjadi salah satu cara KKIS menjadi komunitas yang semakin evangelistic, missionary dan vibrant sebagai bagian dari visi misi Keuskupan Singapura yang tepat di tahun 2021 ini merefleksikan 200 tahun kehadiran Agama Katolik di Singapura. https://kkis.org/
Terima kasih Tuhan! Alleluya! Kami percaya ditahun-tahun mendatang, dengan tetap bersatu, keluarga besar ini akan menjangkau hal-hal yang lebih luas dalam kepemimpinan generasi penerus.
Semoga kita menjadi satu!
Ut Unum Nos!
Para Senior