Renungan

Renungan

Renungan hari Minggu, 23 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Minggu biasa dalam pekan biasa ke 7. Semoga kita sudah atau sedang menikmati kedekatan dengan Tuhan bersama keluarga dalam perayaan Ekaristi Kudus. Hari ini juga Minggu yang ke-2 di Singapura tanpa Misa Kudus.  MENJADI KUDUS & SEMPURNA

Dalam bacaan-bacaan hari ini, kita diajak untuk menjadi kudus & sempurna, mengapa hal ini ditekankan? Karena kita telah menjadi Bait Allah yang kita peroleh melalui pembaptisan dan oleh karenanya kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah maka sepenuhnya adalah milik Allah. Karena Allah adalah Kudus maka hendaklah kita sebagai miliknya juga kudus. Hal yang sama juga ditekankan oleh Musa ketika menyampaikan Firman yang ia terima untuk disampaikan kepada pengikutnya: “Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus“. Bagaimanakah caranya untuk mencapai kekudusan itu sendiri? Bukankah kita sering mendengar orang mengatakan sejauh masih hidup didunia, maka tidak mungkin jadi kudus.

Umat Allah Yang berbahagia, sebenarnya sejak masa Musa, Allah telah memberikan petunjuk bagaimana menuju/mengupayakan kekudusan itu.

1. Janganlah membenci saudaramu dalam hati, janganlah menuntut balas. Dalam Injil Yesus mempertegasnya menjadi “janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu“.

2. Jangan menaruh dendam, disini Yesus menegaskannya menjadi “kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu“.

Kunci dan hukum yang utama yang mau Yesus tekankan untuk kita dari kedua hal diatas adalah dengan rahmatNya kita mampu mencintai dengan tulus, memaafkan dengan tidak mendendam sekecil apapun serta tidak menuntut balas. Karena dengan dendam menjadikan diri kita dan membuat kita berdosa.  Bukan sesuatu yang tidak mungkin kalau kita tetap bersama Allah, namun kalau kita berjalan sendirian, maka kita tak mungkin bisa mencapainya, menjadi Kudus karena Allah Kudus adanya. Kalau Allah kita baik, mengapa kita menjadi jahat, kalau Allah kita pengampun mengapa kita mendendam, kalau Allah kita pengasih bukankah kita juga harus mengasihi? Contoh baik sudah ada, namun adakah aku bisa melaksanakannya? Mari mohon karunia dan Rahmat Roh Kudus untuk kita bisamelakukannya. BERKAH DALEM.

 

Untuk yang di Singapore yuk buka link ini untuk misa https://youtu.be/vOkP805vDmI

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Sabtu, 22 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Sabtu dalam pekan biasa ke-6, Pesta Tahta Santo Petrus rasul. Mari berdoa untuk para Uskup agar dapat memimpin dengan lebih bijaksana. Kuasa dari Allah.

Hari ini kita merayakan pesta Tahta Santo Petrus. Seorang yang kita tahu bersama bukan yang paling pandai, bijaksana, yang pertama sebagai murid namun Yesus memilihnya meski plinplan, omong semaunya tanpa berpikir, pengkianat meski bilang setia. Yesus memilih Petrus menjadi penerusNya karena Yesus tahu kedalaman hatinya Yang sebenarnya. Tugas Petrus adalah membggembalakan Domba yang dipercayakan kepadanya bukan dengan terpaksa tapi dengan sukarela, tanpa mencari keuntungan diri dan menjadi teladan. Karakter inilah Yesus melihat dalam diri Petrus, sebagai peletak dasar kelangsungan gerejaNYA.

Lur memiliki imam yang mudah diajak bicara, tidak jaim, yang menyenangkan bukan yang suka marah, mau diajak jalan-jalan adalah menyenangkan. Namun terkadang kita tidak menyukai imam2 yang mencoba belajar taat akan tugas dan aturan gereja, dengan mengatakan pastornya menyebalkan, atau tidak jarang membandingkan satu pastor dengan yang lain apabila apa yang aku inginkan TIDAK TERLAKSANA/dilarang. Yuk kita belajar menerima seperti apa adanya imam-imam, Uskup yang Tuhan berikan kepada kita melalui gerejaNya. Yuk bekerja bersama dan bersama sama bekerja dengan para gembala agar nilai-nilai keutamaan dalam Gereja tetap terjaga dan dipelihara. Dan kita mohonkan agar Roh Kudus sungguh membimbing kita semua dan para gembala agar dipenuhi Kebijaksanaan Allah sendiri. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Jumat, 21 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Jumat biasa dalam pekan biasa ke-6. Mengikuti Yesus.

Hari ini pemazmur mengajak kita menjadi orang yang berbahagia. Alasan utama menjadi bahagia itu karena kita menjadi orang yang suka mengikuti perintah Tuhan. Namun apakah kita semua sungguh memiliki kebahagiaan itu dan berbahagia? Ternyata tidak semuanya mau menjadi bahagia, kenapa? Banyak diantara kita ketika diminta mengikuti Yesus wah senang sekali, bahkan sering menyanikan lagu ‘saya mau iring Yesus’ atau ‘iring dikau saja Tuhan’, namun apakah sudah mengikuti dengan cara yang benar?

Lur Sudah beranikah kita menyangkal diri? Yaitu membersihkan diri dari kecenderungan2 jahat dan ketergantungan pada hal-hal/kebiasaan jahat serta membebaskan diri dari mencari keuntungan diri? Sudahkah kita memikul salib kita? Yaitu tidak hanya bisa menerima dan bersyukur atas rahmat dan berkat, namun juga tetap dekat, bersyukur atas rasa sakit, penderitaan diri sendiri atau penderitaan yang kita terima saat melayani sesama?

Sudahkah kita mengikuti Yesus? Yaitu dengan mentaati SabdaNya dan menyesuaikan hidup kita dengan Sabda itu. Mungkin kita semua belum sepenuhnya namun yuk kita mohon karunia Roh Kudus agar kita mampu menjadi pelaksana Sabda melalui tutur kata, tindakan dan perbuatan kita. BERKAH DALEM.

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Kamis, 20 Februari 2020

Selamat Siang sedulur semuanya. Hari ini Kamis biasa dalam pekan biasa ke-6. Kecewa.

Dalam suatu pesta kadang kita merasa iri, kecewa, marah, tidak senang karena melihat orang lain diperlakukan lebih baik daripada yang kita terima, karena kita hanya berpenampilan biasa saja, karena kado yang kita bawa kecil. Atau terkadang kita justru memperlakukan hal yang sama dengan yang lain lakukan. St. Yakobus mengingatkan kita dalam bacaan pertama hari ini janganlah memperlakukan orang lain karena penampilannya.

Jika kita sebagai anak-anak Allah karena pembaptisan yang telah kita terima, maka kita berdosa. Kekecewaan ini juga dialami oleh Petrus karena apa yang disampaikan Yesus dalam pengajarannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Petrus kecewa karena realitas dalam pikiran Petrus adalah tidak mau menerima Yesus yang menderita, wafat di Salib.

Lur berapa sering kitapun dalam keseharian menolak kenyataan hidup yang kita alami? Penderitaan karena sakit, merasa sakit padahal sehat, kecewa karena pengalaman pahit ditinggalkan orang yang kita cintai, kecewa karena nilai anak tidak bagus, gaji pas pasan bahkan kurang, tidak naik pangkat/jenjang karier membawa kita menolak keadaan itu dan bertanya “mengapa hal ini terjadi padaku?” kenapa harus kita, kenapa bukan yang lainnya? Yesus telah berpesan siapa yang mau menjadi muridKu harus memanggul salibya dan mengikuti Aku. Apakah salib kita dan mengapa harus kita bawa?

Yuk kita mohon agar Allah memampukan kita menerima dan memanggul salib kehidupan kita, kita mohon agar kita diberikan rahmat mau menerima dengan gembira setiap peristiwa kehidupan dan bersyukur atas semuanya. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Rabu, 19 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Rabu biasa dalam pekan biasa ke-6. Menjadi pelaksana Firman.

Hari ini kembali St. Yakobus mengingatkan kita agar menjadi pelaksana Firman, bukan hanya sekedar pendengar saja. Dalam keseharian kita, hendaklah kita cepat untuk membuka telinga agar bisa mendengarkan dengan baik namun lambat untuk berbicara dan juga lambat marah. Apabila kita tidak mampu mengendalikan diri, maka kita masih belum menjadi anak-anak yang merdeka. Hal ini juga berlaku terutama apabila kita masuk dalam jajaran pimpinan. Namun, sebenarnya kita semua adalah seorang pemimpin.

Gambaran kebahagiaan sebagai orang yang merdeka bisa kita lihat dalam diri seorang buta yang disembuhkan oleh Yesus. Namun barangkali kita juga bertanya-tanya, mengapa proses Yesus menyembuhkan harus dua kali, bukankah Ia Maha segalanya? Yang pertama mengajak si buta untuk memiliki iman yang lebih, dia punya iman namun sekedarnya saja, maka ia katakan melihat seperti pohon berjalan. Maka Yesuspun menumbuhkan imannya, maka ia bisa melihat secara jelas.

Lur sering kita menjadi orang yang OmDo/NATO/Big mouth terlalu banyak bicara, namun kosong, maka tidak heran dalam TV kita disodori program yang isinya talk, talk and talk. Yuk kita mendengarkan membuat waktu untuk bisa berduaan denganNYA. Mengerem mulut kita, sebagaimana pemazmur mengatakan “ya Allah awasilah mulutku dan berjagalah pada pintu bibirku” Selanjutnya tidak mudah marah mungkin bagian yang sangat susah, pengendalian diri. Maka apabila ketiganya berhasil kita akan menjadi pelaksana Firman dalam hidup kita. Yuk kita berupaya dan berdoa agar Tuhan mengembalikan dan memampukan kita melihat diri dan memperbaikinya. BERKAH DALEM.

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Selasa, 18 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Selasa biasa dalam pekan biasa ke 6. Waspadalah.

Sering kita mendengar bahwa ada orang yang berkata bahwa “peristiwa hidup yang sedang ia alami itu pencobaan dari Tuhan, tujuannya agar kita semakin kuat dan perkasa serta naik kelas”. Namun kalau kita cermati bersama, St. Yakobus menekankan bahwa Tuhan tidak pernah MENCOBAI umatNYA karena tidak akan ada yang kuat dan bisa bertahan.

Sebenarnya, pencobaan itu datangnya dari keinginannya sendiri maka hal inilah yang menjadi peringatan Yesus kepada murid-muridNYA. Waspadalah terhadap ragi (kumpulan keinginan jahat, dosa, kekejuan, tipu muslihat, perzinahan dll) orang Farisi dan Herodes. Dengan kata lain waspadalah terhadap lingkungan sekitar kita yang akan sangat mudah membantu mewujudkan keinginan jahat kita. Karena sekali kita berbuat dosa akan melahirkan dosa-dosa yang lain dan pada akhirnya membawa kepada kematian (upah dosa adalah maut).

Lur sering diantara kita mudah dibutakan oleh peristiwa yang tidak menyenangkan dalam hidup kita, atau ada yang dibutakan karena terpenuhi segala keinginannya dengan mudah, ada yang menjadi lupa diri, istri/suami, keluarga dan bahkan Gereja karena standar hidupnya yang naik.

Yuk kita beri perhatian jangan sampai hati kita tetap dengil dan logika kita menjadi mati karena tidak mampu melihat karya Allah dalam hidup kita. Tak mampu merasakan kebaikan Allah yang luar biasa besar. Yuk kita semakin bergaul akrab dengan Sabda Tuhan, Ekaristi dan perintaNYA. BERKAH DALEM.

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Senin, 17 Februari 2020

Selamat malem sedulur semuanya. Hari ini Senin biasa dalam pekan biasa ke-6. Menemukan YESUS.

Sesuatu yang sulit namun sebenarnya tetap bisa dilakukan adalah menjadikan penderitaan, kesulitan, kesusahan (ujian hidup) itu sebagai kebahagiaan. Itulah yang kita dengar dari rasul Yakobus hari ini. Dalam pandangan Yakobus, ujian hidup itu akan meningkatkan status dalam diri kita, yaitu dari yang lemah menjadi kuat, dari yang mudah patah semangat menjadi tabah. Dari sisi iman Yakobus menekankan bahwa ujian hidup itu akan memberikan kepada kita kesempurnaan yang utuh dan tak bercacat cela. Ketika kita gagal menjalaninya, maka akan memberikan kekecewaan.

Dan inilah yang dialami Yesus dengan orang-orang Farisi. Ia kecewa karena mereka meminta tanda, sementara apa yang sudah Ia lakukan tidak mereka anggap. Dengan mencobai, berarti orang-orang Farisi memaksa Yesus untuk melakukan sebagaimana yang mereka mau. Maka Yesuspun meninggalkan mereka.

Lur pernah melakukan seperti apa yang orang-orang Farisi lakukan hari ini kepada Yesus dalam doa atau ketika hendak melakukan sesuatu terutama saat mengalami ujian hidup? Jika ya berarti kita pernah gagal dalam ujian iman dan justru malah memaksakan kehendak diri untuk Allah laksanakan, apakah hasilnya? Apakah kita semakin dekat dengan Yesus ataukah jutru membuat semakin jauh dariNYA?

Yuk kita mohon kepada Tuhan agar memberikan kepada kita Roh Kebijaksanaan agar kita bukan mencari tanda namun justru kita bisa menemukan DIA dalam aneka peristiwa hidup kita. Yuk semakin kita dekatkan diri kita ketika kita lemah dan tak berdaya kepadaNYA untuk dikuatkan. BERKAH DALEM.


Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.



Renungan

Renungan hari Minggu, 16 Februari 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Selamat hari Minggu semoga telah menemukan, merasakan dan menikmati hadirat Tuhan dalam Ekaristi Kudus (walau buat yang di Singapura, hari Minggu pertama tanpa Ekaristi Kudus). Hari ini Minggu biasa dalam pekan biasa ke 6. Memilih secara bebas dan bijaksana.  

Memilih itu gampang-gampang susah. Gampang kalau pilihan itu jelas nampak/dapat dilihat dengan mata, bisa ditaksir nilai2nya (secara fisik ada). Menjadi susah apabila syarat pertama tidak terpenuhi, terlalu banyak pertimbangan. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bisa memilih secara bebas namun bijaksana.

Dalam perjanjian lama melalui Musa dan para nabiNYA Allah menyodorkan hukum sedang dalam perjanjian baru melalui Yesus anakNYA. Adapun semua hukum yang ada itu sebuah ajaran yang bertujuan untuk membawa manusia menuju kepada kesucian dan kepenuhan diri sebagai seorang pribadi. Kitab Putra Sirakh secara tegas memberi kebebasan manusia untuk memilih dan menangung akibatnya. Memilih yang baik membawa kebahagiaan, memilih yang jahat membawa kepada kehancuran.

Yesus ternyata mengajak kita untuk memahami hukum secara lain, yaitu melalui Roh dalam hukum itu. Contoh hukum yang dikemukakan Yesus menjadi punya pemahaman dan penerapan yang sangat luas. Contoh perzinahan, bagi Yesus tidak hanya pada perbuatan saat melakukan, namun sudah terjadi melakukan perzinahan walau hanya memandang, mengingini ataupun memikirkan. Jadi perluasan makna hukum dalam pandangan Yesus adalah dari keinginan sampai pada melakukan perbuatan itu sendiri

Lur, Yesus mengatakan jika hidup keagamaan kita tidak lebih atau sama dengan orang Farisi dan ahli2 Taurat, maka kita akan sama seperti mereka. Ada hal yang Yesus mau tanamkan dalam kita

1.    Allah mau kita mentaati hukum2NYA, sebagai sebuah tuntutan minimal sebagai sebuah hukum, tidak perlu diartikan atau disesuaikan dengan kemauan kita.

2.    Allah mau kita mengampuni, melupakan dan memperbaiki relasi secepat mungkin supaya kita tidak jatuh kepada dosa yang lebih besar lagi

3.    Allah mau kita jujur terhadap Allah, terhadap diri sendiri dan sesama, beralasan/berdalih itu sudah menunjukkan bahwa aku orang yang tidak bisa dipercaya dan tidak bernilai.

Yuk kita gunakan kebebasan dan Kebijaksanaan yang dari Allah untuk memuliakan Allah dan kebahagiaan kita. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.