Renungan

Renungan

Renungan hari Sabtu, 2 Mei 2020

Selamat sore sedulur semuanya, SALAM SEHAT. Hari ini Sabtu dalam pekan 3 Paskah. Sabtu pertama dalam bulan, sebagai Sabtu imam. Peringatan wajib St. Athanasius. Tujuannya kemana?

Mendengarkan ajaran yang keras dan kurang bisa dicerna oleh nalar, membuat banyak murid2 Yesus memilih pergi dan meninggalkanNYA. Maka Yesuspun bertanya kepada 12 muridNYA “apakah kalian mau pergi juga?” Seperti biasa Petrus menjadi juru bicara mereka menyampaikan “Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup dan kekal”. Sungguh sebuah pernyataan iman yang jitu, bahwa Petrus mampu melihat dan memahami siapakah Yesus itu sesungguhnya. Dan ini menjadi nyata setelah Kebangkitan Yesus, Petrus sepertinya  copas (copy paste) apa dan bagaimana saat ia menyembuhkan dan menghidupkan orang mati (bac. 1). Melalui tindakannya Petrus ini mampu membawa puluhan orang untuk percaya kepadaNYA.

Lur bayangkan kalau saat itu aku ada bersama Yesus, menjadi salah satu pendengarNYA, lalu kira2 apa jawabanku atas pertanyaan Yesus? Atau mungkin kita menjadi bagian dari orang2 yang menyaksikan mukjizat Petrus, apakah aku juga menjadi percaya dan memberi diri dibaptis? Situasinya rasanya tidak jauh berbeda dengan yang sekarang, apakah dengan Ekaristi OL dan komuni spiritual saat ini membuat aku semakin dekat dengan Tuhan, mulai merasa jauh karena tidak berEkaristi langsung,  ataukah merasa biasa saja karena sudah biasa tanpa Ekaristi sebelumnya? Kalaupun aku ada diantara mereka saat Petrus menyembuhkan dan menghidupkan janda, aku biasa saja? Yuk kita sadari bahwa mukjizat setiap hari ada dan terjadi atas hidup kita. Kita masih bisa bercanda bersama keluarga, lidah kita masih bisa merasakan enaknya telur dadar, nasi hangat dan kecap, kita masih bisa menikmati udara secara bebas tanpa bayar dan tanpa harus pakai ventilator, apa itu semua bukan mukjizat? Kalau engkau diminta memilih mau doa atau baca Kitab Suci, maka jawabnya adalah mana pilihanmu tarik nafas memasukkan udara atau hembuskan nafas keluar? BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Jumat, 1 Mei 2020

Selamat siang sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Jumat pekan 3 Paskah. Peringatan tidak wajib St. Joseph pekerja, Jumat pertama dalam bulan serta hari pertama bulan Mei (bulan Maria). Percaya saja.

Dalam bacaan pertama hari ini kembali Saulus yang telah mendapatkan surat kuasa untuk menganiaya jemaat Kristen perdana, mulai beraksi, namun sebelum aksinya meluas sampai Damaskus, Saulus telah dihentikan oleh Kristus sang Roti hidup itu sendiri. Berita keganasan Saulus sudah sampai dimana2, namun justru oleh Yesus, ia akan dipakai sebagai pewarta dan ia akan mengalami penderitaan serta penganiayaan seperti Yesus sendiri. Ananias yang diminta oleh Yesus untuk menolong sempat takut, karena reputasi jahat Saulus. Namun karena percaya, maka Ananias menjemput, melindungi dan membaptis Saulus, ya dari seorang pengejar menjadi pengajar.

Lur masihkah kita bisa merasakan dan memaknai apa yang Injil katakan hari ini? Setelah sekian lama tidak merayakan Ekaristi langsung hanya OL, komuni juga spiritual apa makna Ekaristi OL bagiku dan sejauh mana imanku akan perkataan Yesus “Akulah Roti Hidup”? Kalau Saulus mampu dirubah oleh cahaya menyilaukan apakah aku percaya bahwa aku masih memiliki harapan untuk berubah, sejelek apapun aku saat ini, seburuk/separah apapun hidup perkawinan, keluargaku/komunitasku? Yuk kita tetap mau belajar untuk menjadi Ananias2 yang lain yang mendengarkan dan melakukan apa yang Tuhan mau dan merelakan diri menjadi alatNYA untuk mendoakan musuh2, membawa hidup yang baru serta memiliki kepenuhan Kasih Allah. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Kamis, 30 April 2020

Selamat siang sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Kamis pekan 3 Paskah. Apakah aku mengerti?

 

Itulah pertanyaan Philipus yang menuruti perintah Roh Kudus untuk mendekati kereta sida2 yang baru pulang dari Yerusalem setelah beribadah. Maka dengan jujur dan tanpa malu2 ia mengakui bahwa karena tidak ada yang memberitakan maka ia tidak tahu. Maka prosespun terjadi dan pada akhirnya sida2 itu menerima pembaptisan setelah berkata “aku percaya bahwa bahwa Yesus Kristus anak Allah”. Karena ketekunan dari Diakon Philipus maka is menyelamatkan jiwa.

Lur kita semua diundang untuk menjadi pewarta dan mewartakan kabar sukacita karena pembaptisan kita. Yuk kita belajar dari kesabaran, ketekunan serta ketaatan Philipus dalam mendengarkan serta mengajar mereka yang mau menjadi percaya. Ia memberi telinganya untuk mendengarkan apa yang ingin diketahui, lalu menjelaskan siapakah Yesus itu. Namun seringkali dalam keseharian kita ingin mengajarkan apa yang saya tahu untuk mereka ketahui Yuk kita belajar untuk taat akan tugas perutusan ini agar semakin banyak mereka yang diselamatkan. Karena dengan banyak yang diselamatkan, maka tugas perutusan Yesus dari BAPANYA terlaksana serta mereka merasakan Kasih itu. Hal yang perlu kita siapkan untuk tugas pewartaan ini adalah belajar untuk mengerti. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Rabu, 29 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Rabu pekan 3 Paskah. Selamat berpesta bersama St. Catharina dari Siena, doktor dan wanita Kudus, (buka Google ya, untuk sejarahnya). JanjiMU yang kunantikan.

Masih ingat lagi “kau yang mulai kau yang mengakhiri, kau Yang berjanji kau yang menginhkari,….”? Itulah janji2 manusia yang kadang kosong dan terlupakan. Namun akan sangat berbeda dengan janji Allah. Hal ini tampak dalam kehidupan jemaat Kristen perdana. Meski dalam badai dan gelombang penganiayaan yang hebat kristianitas awal malah berkembang. Para rasul tetap di Yerusalem melanjutkan karya misi Kristus dan jemaat yang lain melarikan diri namun ditempat yang baru mereka mewartakan kebangkitan Kristus. Saulus yang menjadi saksi penganiayaan Stefanus semakin gila dalam penghancuran kekristenan awal. Namun sungguh yang luar biasa mereka tidak merasakan kegentaran ataupun ketakutan, karena mereka berpegang akan apa yang menjadi SabdaNYA “Barangsiapa yang dipercayakan Bapa kepadaKU mereka tidak akan Aku buang, tetapi kuselamatkan pada akhir zama, karena Aku datang bukan untuk melakukan kehendakKU, tetapi kehendak DIA yang mengutus Aku yaitu supaya mereka yang percaya mendapatkan kebangkitan”.

Lur sungguhkah Aku menyadari janji Tuhan dalam hidupku? Pernahkah kita/aku berjanji kepada Tuhan namun belum/lupa melaksanakannya? Tuhan tidak pernah melupakan janjiNYA, dan akan selalu menepatinya, namun kuncinya satu yaitu bahwa kita beriman/PERCAYA. Mungkin saat ini sebagian dari antara kita/saudara kita/tetangga kita mulai masuk masa2 sulit, sejauh mana kita menaruh kepercayaan kita pada Tuhan/dengan tetap tekun melaksanakan bagian kita? Sering tanpa kita sadari dalam kesulitan kita justru berontak dan menjauh dari Allah, padahal justru di saat itulah seharusnya suaraNYA semakin jelas. Tuhan berilah aku kemampuan dan keberanian untuk tetap setia akan janjiMU. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Selasa, 28 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Selasa pekan 3 Paskah. Kebenaran SEJATI.

Hari ini kita kembali mendengar bagaimana Stefanus yang dipenuhi dengan Roh Kudus, menyatakan apa yang dilihatnya yaitu “Sungguh aku melihat langit terbuka dan anak manusia duduk disebelah kanan Allah” maka semakin mereka menutupi telinga, menyeretnya keluar dan membunuhnya dengan melempari batu. Para petualang yang mencari Yesus ketika mendengar kebenaran yang disampaikan oleh Yesus, maka mereka meminta roti hidup itu, namun ketika Yesus mengatakan Akulah roti hidup maka mereka mempertanyakan kebenaran itu.

Lur kebenaran memang terkadang sangat menyakitkan, terutama apabila itu mengena pada kita Yang sedang dalam posisi salah. Namun sangat meneguhkan/menguatkan kalau kita juga dalam dan berada pada garis kebenaran itu. Kebenaran seperti pedang bermata dua, apabila kita salah maka menyayat hati dan pedih, namun kalau kita benar maka pedang itu menyejukkan hati. Nah dalam keseharian kita maukah kita membersihkan diri kita dalam kebenaran SEJATI itu yaitu dengan membaca Firman Tuhan? Setelah dibersihkan, maukah kita hidup dalam kebenaran SEJATI? Kalau kita telah menghidupinya, mampukah kita menyampaikan kebenaran Allah itu kepada anggota keluarga/mereka yang mengenal kita (posisi sulit apalagi mereka tahu masa lalu kita)? Dan ketika kita telah menunaikan bagian kita maka kitapun akan berkidung bersama pemazmur, “kedalam tanganMU kuserahkan diriku ya Tuhan penyelamatku” BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Senin, 27 April 2020

Selamat siang sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Senin dalam pekan 3 Paskah. Wajah yang Damai.

Sering kita mendengar orang mengatakan “muka pepaya, muka semangka, muka ditekuk dll”. Dalam bacaan pertama kita melihat bagaimana Stefanus yang sedang dalam posisi yang tidak nyaman (diadili) tetap menunjukkan wajah yang Damai, wajah seperti Malaikat. Ia tetap tenang, mengarahkan pandangannya ke langit dan menaruh kepercayaannya kepada Allah. Ia mendapatkan tuduhan “mengujat Allah” padahal Yang sebenarnya terjadi adalah kekalahan mereka (orang Farisi dan ahli2 Taurat) saat berdebat. Mereka yang merasa lebih tahu, senior dan paham, kalah dengan anak ingusan. Untuk menutupi rasa malunya, mereka merancangkan kejahatan dan tuduhan palsu. Sementara Yesus mengkritik orang2 yang datang mencariNYA bukan karena ingin memahami dan mendengarkan ajaran2NYA, namun semata mata hanya urusan kampung tengah (perut), mereka memiliki motifasi yang salah.

Lur jawaban Yesus untuk mereka yang mencariNYA sangatlah menyakitkan, yaitu urusan kampung tengah, nah kalau kita Yang ditanya, apa sih tujuanmu ketemu Tuhan (dalam doa?) Apakah aku berdoa karena mau makan, nah kalau nggak makan apakah aku tetap berdoa? Aku ingat Tuhan saat sakit, susah dan kecewa, nah kalau bahagia apakah aku tetap berdoa? Jikalau demikian, lalu apakah alasanku mau ketemu Tuhan?. Juga dalam pekerjaan/tugasku saat ini, apa motifasiku bekerja saat ini, apa yang aku cari, apakah aku mencurahkan hidupku 80 % untuk perkerjaanku dan sisanya aku pakai untuk yang lainnya, lalu untuk Tuhan berapa %? Yuk kita belajar memiliki motifasi dan wajah St. Stefanus, yang tertuju, serta menaruh kepercayaannya kepada Allah, serta membuang motivasi palsu agar mampu memancarkan SUKACITA SEJATI. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Minggu, 26 April 2020

Selamat pagi sedulur semuanya. SALAM SEHAT, BAHAGIA & SEJAHTERA. Hari ini Minggu Paskah ke 3. Semoga telah, sedang atau akan mengalami perjumpaan dengan Allah bersama keluarga dalam perayaan Ekaristi Kudus yang membawa kebaruan dan kebahagian. Rahmat pengertian.

Bukankah hati kita berkobar2 saat IA berbicara kepada kita ditengah jalan dan  menjelaskan isi Kitab Suci kepada kita? Itulah yang dialami oleh 2 orang murid Yesus yang melakukan perjalanan ke Emaus yang menyadari Yesus hadir menemani mereka saat Ekaristi (pemecahan roti).

Saya yakin mereka berdua mengalami kekecewaan, harapan yang kosong karena pemimpin mereka mati. Mereka mendengar hal2 yang nggak masuk akal, yang dibawa wanita2, pagi2 pula, Yesus bangkit, namun saat dibuktikan tidak bisa.   Dalam kegelapan harapan inilah maka mereka pulang kampung, ditemani tidak sadar, bahkan diejekpun (hai kamu orang2 bodoh…..) tidak bereaksi, datar, seolah2 semua kosong/nol. Namun masih sempat berbuat baik, mengundang teman perjalanan untuk mampir dan tinggal bersama.

Lur Perjalanan ke Emaus boleh kita bayangkan sebagai perjalanan merayakan sebuah Ekaristi. Saat datang dan menuju mungkin kita penuh kegalauan, kekecewaan, sedih, marah, harapan kosong/pudar (boleh tambah sendiri) dll. Bahkan tetap kita bawa, sampai2 tidak sadar kalau sudah doa pembuka. Ketika Yesus menjelaskan kepada mereka, disini saat dibacakan Sabda Allah, pada liturgi Sabda ini, kita mendengarkan, mencoba paham ditambah homily (yang kadang tidak nyambung) maka membuat semakin bingung dan bisa jadi uring2an serta menyesal kenapa datang Ekaristi. Lalu tibalah saat dimana kita mempersilahkan Yesus masuk ketika imam mempersembahkan roti dan anggur, dan ketika doa Bapa Kami, sampai menerima komuni Kudus (bersatu dengan Allah) maka disitulah kita disembuhkan dan segera kembali ke Yerusalem (sumber harapan) mewartakan perjumpaan/tugas perutusan, dari pada tinggal di Emaus dengan harapan yang kosong serta pudar. Masihkah kita malas juga merayakan Ekaristi walaupun hanya OL? Mampukah kita menemukan hal yang positip dari peristiwa negatip yang kita alami? Mampukah mata kita terbuka untuk paham bahwa Allah hadir? BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Sabtu, 25 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Selamat pesta bersama St. Markus penulis Injil dan pewarta serta Martir. Untuk yang mau nendalami siapakah beliau silahkan buka Google. Hari ini Sabtu dalam pekan 2 masa Paskah. Yuk jalan2 keliling.

 

Itulah yang disampaikan Yesus kepada para muridNYA dalam pertemuan mereka yang terakhir. Perintah Yesus sangat jelas, “Pergilah keseluruh dunia wartakanlah Injil kepada semua makluk……..” Namun seringkali yang kita alami dan mungkin tanpa sadar meminta kepada pastor untuk membaptis seseorang yang sebenarnya belum tahu apa2 tentang Iman Katolik. Kadang alasannya sudah tua, sendirian, mumpung mau dan masih banyak lagi yang lainnya. Padahal Yesus baru meminta melakukan pembaptisan setelah orang itu ada Iman/percaya. Hal kedua Yang diharapkan dari kita semua adalah untuk juga melaksanakan tugas pewartaan ini. Hal lain yang diminta untuk kita masing2 belajar untuk merendahkan hati satu dengan yang lain agar mendapatkan belas kasih Allah.

Lur sering kita bertanya/bahkan mengatakan pewartaan itu bukannya tugas kaum berjubah, jika demikian biarlah mereka yang melakukan, bukan? Sejatinya tugas semua orang yang sudah menerima sakramen inisiasi (Baptis, Krisma) serta Ekaristi, karena bagian terakhir dari Ekaristi adalah “Ekaristi sudah selesai, Pergilah kita diutus”. Mengapa kadang terasa sulit untuk mewartakan? Karena kita belum menghidupi dan menghidupkan kata2 Injili dalam keseharian kita. Pewartaan yang sejati adalah dari melalui hidup kita. Nah bagaimana mau mewartakan kabar sukacita kepada orang lain kalau masih bawel, nyinyir, mudah tersinggung, gampang marah2, muka cemberut dll, padahal warta Sukacita. Janganlah kita memiliki kekuatan sendiri, namun tetap selalu rendah hati, karena perkataan Tuhan sering terdengar dari mulut mereka yang sederhana, kecil dan tak berarti dihadapan pandangan kita. Yuk memberi dan menyiapkan diri untuk pewartaan Kasih Allah. Jalan2 ah. Eit PSBB, dirumah dulu siapkan hati. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Jumat, 24 April 2020

Selamat siang sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Jumat dalam pekan 2 Paskah. Berikan dari kekuranganmu.

Perumpamaan tentang mukjizat penggandaan roti adalah satu dari dua mukjizat yang ditulis oleh keempat penulis Injil selain mukjizat Kebangkitan. Yesus pingin tahu apa sih yang akan muridNYA lakukan jika menghadapi situasi seperti saat itu. Banyak orang (5000 laki-laki), rasanya juga ada perempuan dan anak-anak yang kelaparan/perlu makan. 200 hari gaji untuk membeli roti namun juga tidak mengenyangkan, apalagi hanya 5 roti murah dan 2 ekor ikan apalah artinya, itulah perkataan yang meluncur dari Philipus dan Andreas. Namun menarik apa yang Yesus katakan, “suruhlah mereka ini duduk”. Selebihnya kita tahu apa yang Yesus buat dan berapa yang sisa lebih dari sesuatu yang mencukupkan dan mencengangkan.

Lur sering kita merasa belum mampu untuk berbagi dan memberi seperti Philipus 200 dinar cuma kebagian sedikit, cukup juga enggak, apalagi Andreas, 5 roti dan 2 ikan apa artinya? Logika kita ketika memberi, adalah kelihatan banyak dan cukup. Maka sering kita menunda dan menunggu sampai cukup, padahal manusia tidak pernah merasa cukup. Pemberian bagi Yesus adalah berbeda, seperti anak kecil pemilik roti dan ikan, ia relakan apa yang sedikit dan ia serahkan kepada Yesus, maka dengan ucapakan syukur dan berkat melimpahlah apa yang dalam pandangan dan logika manusia tidak berarti apa-apa. Belajar dari anak kecil yang rela dan merelakan yang kecil untuk mereka yang memerlukan, inilah saatnya kita membagikan apa yang kurang dalam hidup kita. Mungkin kita kurang senyum, bagikanlah senyummu, mungkin muka kita kurang ceria, bagikanlah keceriaan, mungkin kita kurang bisa mengangguk ketika berpapasan dengan tetangga, bagikanlah anggukan untuk mereka. Kalau mungkin kurang menyapa, sapalah tetangga, anggota keluarga, dan atau komunitas, agar ada kegembiraan. Nah kalau kita kurang berdoa, mulailah berdoa dan mendoakan orang lain. Yuk kita mulai berbagi, mulailah dengan yang sederhana dan mudah. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Kamis, 23 April 2020

Selamat sore sedulur semuanya. SALAM SEHAT. Hari ini Rabu pekan 2 masa Paskah. Kasih Allah

Sepenggal lagu yang sering kita dengar sebelum Rabu Abu dan seputar Paskah.

Kasih Allahku sungguh tlah terbukti, ketika Dia serahkan anakNYA…. itulah into percakapan Yesus dengan Nikodemus, melanjutkan percapakan yang kemarin. Disini Yesus mengajak Nikodemus untuk menyadari bahwa Allah tidak pernah menghukum, kita sendirilah yang memilih hukuman itu yaitu tetap tinggal dalam kegelapan. Sementara sebagai anak-anak Terang Kebangkitan kita diajak tinggal dalam TERANG itu sendiri. Hal inilah yang dialami oleh Petrus dan Yohanes yang harus dipenjara namun dibebaskan oleh kuasa Roh Allah.

Lur banyak saudari/a kita yang memilih secara sadar untuk memenjarakan dirinya sendiri. Karena menikmati apa yang seharusnya haram/dosa, tapi mengikuti pepatah mengatakan “enak gila” maka diteruskan. Terkadang kitapun menidurkan Roh Kudus dalam keseharian tingkah laku dan tindakan kita. Karena merasa tidak nyaman dengan orang yang telah “berbaik hati”, karena beda status, merasa tidak enak menjadi berbeda. Petrus dan Yohanes tetap berani tampil beda mengatakan kebenaran maka kembali mereka ditangkap namun tanpa kekerasan. Yuk kita juga sebagai anak-anak TERANG, harus berani tampil beda, karena tidak dalam gelap, namun karena telah merasakan Kasih Allah itu sendiri. Yuk kita bagikan TERANG itu untuk semua, biar semuanya boleh merasakan dan hidup dalam TERANG itu. Kasih Allah aku mau bagikan untuk saudara, keluarga dan sesamaku. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.