Renungan

Renungan

Renugan hari Rabu, 4 Maret 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Hari ini Rabu dalam pekan I Prapaskah. Mengenali Tuhan.

Dalam Injil hari ini Yesus berbicara soal tanda. Yesus memakai contoh dari perjanjian lama untuk membuka mata pendengarNYa. Dikatakan bahwa Yunus yang diutus ke Niniwe pada awalnya menolak, penolakan itu membawa akibat tidak menyenangkan bagi  banyak orang. Teman sepelayaran Yunus harus menderita sengsara karena badai laut, harus membuang barang muatan lalu pada akhirnya terpaksa membuang Yunus. Dan pada akhirnya Yunus dengan terpaksa melaksanakan tugas kenabian itu, walau sebenarnya tahu akan apa yang akan terjadi. Tanda yang kedua yang diambil sebagai contoh adalah Ratu dari Selatan yang melakukan perjalanan panjang untuk bisa menikmati Kebijaksanaan Salomo.  Mengapa Yesus harus memakai cerita perjanjian lama? Karena mereka-mereka yang hidup, melihat dan mendengarkan langsung Yesus tidak percaya apalagi mau bertobat, mereka malah berupaya menjebak Yesus dengan aneka pertanyaan.

Lur kita memang tidak hidup, mengalami zaman hidupnya Yesus. Namun kita hidup karena kesaksian iman dari mereka. Namun perlu kita bertanya pada diri sendiri, “Apakah aku sungguh-sungguh yakin dan percaya bahwa Yesus itu  tanda kehadiran Allah?”. Apakah kita benar-benar menyakininya ataukah masih meragukannya? Yuk kita sadari bahwa Allah bekerja secara luar biasa  melalui peristiwa hidup dan kehidupan kita baik yang kecil-kecil (kadang susah dikenali) maupun yang luar biasa. Mari kita membuka telinga kita agar mampu mendengar dan mengenali kehadiranNYA melalui alam dan sesama. Yuk kita ubah perilaku kita setelah kita membaca dan merenungkan Sabda dalam keseharian kita. Yuk kita bawa juga dalam doa dan memohon karunia Roh Kudus untuk menolong dan membantu kita menemukan Allah dalam penderitaan sesama. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Selasa, 3 Maret 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Selasa dalam pekan 1 Prapaskah. Langsung aja.

Hari ini Yesus mengajarkan bagaimana harus berdoa. Doa kita harus langsung saja, nggak usah berkeliling/berputar-putar membuat kita nggak ingat lagi apa yang didoakan. Itulah kebiasaan orang-orang Yahudi dan Farisi. Allah sungguh mengenali apa yang menjadi keinginan kita maka Allah mengabulkan doa kita, namun bukan karena kata-kata yang panjang dan indah-indah. Doa adalah bentuk keberanian dan kerendahan hati kita dalam mengungkapkan apa yang kita inginkan (menaruh tangan dibawah dan menghadapkan tangan ke atas/sikap meminta).

Doa adalah bagaimana aku mengalami kasih Allah.

Lur apakah makna doa bagiku? Allah yang mengasihi kita, beranikah kita jujur dan menyatakan keinginan kita? Doa Bapa Kami adalah doa yang sempurna demikian dikatakan oleh St. Agustinus, nah telah mampukah kita mendoakan doa BAPA KAMI dengan kesadaran diri dan melakukannya dalam keseharian kita? Yuk kita mulai hidup doa walau hanya 5 menit namun sangat berguna daripada 1 jam hanya melamun dan marah-marah sama Tuhan. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Senin, 2 Maret 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Hari ini Senin dalam pekan 1 Prapaskah. Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.

Dalam firmanNya kepada Musa, Allah berpesan agar umatNya yang dipercayakan kepada Musa menjadi Kudus karena Allah adalah Kudus adanya. Ada banyak larangan, sebagaimana tertulis dalam 10 perintah Allah. Dengan tidak melakukan itu semua, maka umatNya akan menjadi Kudus dan akan memperoleh kebahagiaan sejati bersama Allah. Salah satu yang menjadi penekanan Yesus ketika mengajarkan pengadilan terakhir saat kedatangan Anak Manusia. Ia akan memisahkan serta mengadili mana yang jahat dan mana yang baik dari antara mereka. Disini Yesus menyamakan diriNya sebagai orang yang paling hina. Bagi yang baik hati itu adalah mereka yang memberikan pertolongan (perbuatan kasih) kepada sesamanya yang miskin, menderita dan tersingkirkan. Sementara yang berbuat jahat adalah mereka yang tidak mempedulikan sesamanya.

Lur banyak diantara kita suka mengeluh dan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, ada yang merasa tidak diberkati, padahal banyak harta, ada yang mengeluh mengapa sakit2an padahal sebenarnya ia tidak memperhatikan pola hidupnya. Ada stress padahal memiliki segalanya. Kuncinya satu, kurang bisa bersyukur dan mengasihi diri sendiri. Hidup sebagai seorang katolik sebenarnya nyaman karena cukup banyak tuntunan, ada kitab Suci, ada 10 perintah Allah, ada 5 perintah Gereja, ada sakramen2. Satu hal yang seringkali membuat kita tetap tidak suci dan bahagia karena kita memiliki kebiasaan melalaikan sehingga kitapun tidak merasakan cinta Tuhan. Yuk jangan lupa mengasihi, mengampuni dan memperhatikan diri sendiri untuk kita dapat mengasihi, mengampuni dan memperhatikan sesama. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Minggu, 1 Maret 2020

Selamat siang sedulur semuanya, selamat hari Minggu. Semoga telah atau sedang mengalami kebersamaan dan bersatu dengan Tuhan dalam perayaan Ekaristi bersama keluarga. Hari ini Minggu pekan 1 masa Prapaskah. Menyadari ada godaan.

Sering kita mendengar orang mengatakan, ya nggak papalah, masih manusia bisa salah. Itu sangat benar, namun melalui bacaan-bacaan hari ini kita diajak untuk mendalaminya. Setan sangat pandai menggoda, untuk mengelabui maka ia membalikkan perkataan yang seharusnya yang telah mereka tahu. Kali ini Hawa terpesona akan janji setan menjadi seperti Allah. Maka ia mengambil tantangan dan berbagi dengan suaminya. Hal ini dipertegas dalam mazmur antar bacaan hari ini “terhadap Engkau, terhadap Engkau lah Aku berdosa, yang jahat dihadapanMU kulakukan“. Yesus juga mengalami 3 pencobaan, mengubah batu menjadikan roti, sebagai anak Allah dengan menjatuhkan diri dari bubungan atap Bait Allah pasti selamat dan mendapatkan semuanya asal menyembah setan. Semua godaan setan ini hanyalah untuk kemasyuran diri sendiri saja. Namun Yesus menolaknya, Ia tidak mau mengambil jalan pintas untuk mengatasi kelaparan dalam diriNya, Ia tidak mau menunjukkan/sombong akan kemampuanNya,  Ia juga tak hendak mencari keuntungan diri karena statusNya sebagai anak Allah. Pada yang kedua, Yesus tidak perlu pengakuan manusia akan keaslian statusNYA, karena Ia adalah Allah. Dan pada akhirnya Ia mengusir penggodanya dan menekankan bahwa Allah saja yang patut disembah. Dalam perdebatannya dengan setan Yesus selalu merujuk kepada hukum yang tertulis “Ada tertulis” artinya bahwa Yesus mau meluruskan dan menekankan apa yang seharusnya.

Lur godaan dan pencobaan atau ujian itu tidak ubahnya seperti umpan saat orang memancing. Setan adalah pemancing, umpan adalah godaan dan ikan adalah yang tergoda. Ikan tidak pernah menyadari bahwa di balik umpan yang menggiurkan ada pancing/hook yang akan mengikat dan ditangkap. Ketika terikat kalau bisa lepas pasti ada kesakitan dan ketika tertangkap dan terangkat dapatnya kematian. Yuk jangan sampai kita termakan umpan2 pancingan setan: ketidaksetiaan, mencari gampang/jalan pintas, kelemahan mata, pikiran dan keinginan seksual, kemarahan kemalasan dan kesombongan. Yuk tetap waspada karena si penggoda selalu meningkatkan dan menaikkan daya tarik umpannya supaya setan tidak bersukaria karena kita kalah. Yuk belajar sama Yesus supaya menang dan makin waspada. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Sabtu, 29 Februari 2020

Selamat Siang sedulur semuanya. Hari ini Sabtu sesudah Rabu Abu dalam masa Prapaskah. Totalitas hati.

Pesan Nabi Yesaya pada hari ini semakin mempertegas apa yang telah disampaikannya kepada bangsa Israel kemarin. Bahwa tuntunan, kemurahan dan kenikmatan akan dilimpahkan Tuhan kepada mereka. Maka tidaklah mengherankan ketika Yesus memanggil Lewi seorang pemungut cukai untuk mengikutiNya, maka dengan seketika ia mau dan ikut. Bahkan ia membuat pesta jamuan makan yang besar baik dari sisi jumlah yang diundang, maupun apa yang disajikan. Karena banyaknya orang, mungkin karena tak ada yang kebagian undangan, maka orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat marah serta iri, maka mereka mempertanyakan jamuan makan itu. Tetapi jawaban Yesus justru semakin mempertegas untuk apa dan bagi siapa Ia hadir.

Lur panggilan Tuhan itu luar biasa sekali effeknya, meski cara memanggilnya sangat biasa. Perubahan hidup Lewi karena apa yang menjadikannya lapar dan haus telah ditemukannya. Yaitu lapar dan haus akan Allah sendiri, maka ketika kesempatan itu datang, tanpa menunggu maka Ia pun meninggalkan dan menanggalkan apa yang menjadi penghalang baginya untuk menjumpai Allahnya. Bahkan kegembiraan yang luar biasa ia nyatakan dengan berbagi bersama sesama. Nah saatnyapun sekarang telah tiba bagi kita. Ingin mendapatkan berkat Allah? Ikuti apa yang Nabi Yesaya katakan. Ingin melaksanakan apa itu puasa yang benar, ikuti cara Matius merayakan panggilanya dari Tuhan, melepaskan semua kelaliman, menanggalkan kebencian dan membuat orang lain bergembira dan tertawa. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Jumat, 28 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Jumat sesudah Rabu Abu dalam masa Prapaskah, hari pantang dan kalau mau silahkan berpuasa, juga hari untuk mengenangkan wafat Yesus melalui jalan Salib. AKU disini.

Mengapa kita berpuasa dan atau berpantang? Nabi Yesaya mempertanyakan akan hal itu kalau ketika kita berpuasa dan berpantang masih mengadakan pertengkaran/permusuhan atau masih melakukan kekerasan terhadap orang lain? Puasa tidak hanya membiarkan perut kita lapar sendiri atau hanya sekedar tidak makan saja. Pantang bukan mengurangi makanan atau minuman yang tidak biasa kita makan, namun mengurangi makanan yang biasa kita makan atau kebiasaan jelek yang sering kita lakukan. Puasa yang dikehendaki Allah adalah tidak untuk kebahagiaan diri sendiri namun untuk kebahagiaan sesama yaitu melepaskan kelaliman, membebaskan perbudakan serta berbagi rejeki buat sesama yang memerlukan. Puasa itu sebenarnya adalah sebuah undangan untuk kita agar menggabungkan diri secara bebas dengan penderitaan Yesus.

Lur yuk kita berpuasa agar kelebihan lemak yang tak berguna pada jiwa kita berupa kecenderungan berbuat jahat, kebiasaan jahat, kekecewaan, sakit hati, membandingkan diri dengan orang lain. Yuk kita berpantang namun jangan pantang berdoa, berbuat baik, berbicara dengan Tuhan namun berpantanglah dengan mata kalau masih suka jelalatan/liar, berpantanglah dengan kata-kata kalau membuat orang lain sakit dan kecewa atau gosip. Berpantanglah untuk mencobai diri sendiri pada titik-titik kelemahan kita. Apabila kita sudah mencoba memulai namun kalau ada kegagalan, yuk berseru kepadaNya karena Ia akan menjawab “Ini AKU“. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Kamis, 27 Februari 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Hari ini Kamis sesudah Rabu Abu. Memilih.

Dalam bacaan pertama hari ini Musa mengingatkan kepada umatNya yang dalam perjalanan di Padang Gurun menuju tanah terjanji untuk memilih antara yang baik dan yang jelek, antara kehidupan dan keberuntungan serta kematian dan kecelakaan. Kalau bangsa Israel mau memilih kehidupan dan keberuntungan maka mereka harus mengasihi Tuhan dan hidup menurut jalan Yang ditunjukkan serta berpegang pada perintah-perintahNya. Itu semua akan mendatangkan berkat yang berupa usia yang panjang dan dapat menikmati hasil dari tanah yang telah dijanjikan. Namun jika kita tidak melakukannya maka berarti kita memilih kematian. Peringatan Musa ini semakin dipertegas oleh Yesus dihadapan murid-muridNya. Barangsiapa mau mempertahankan hidupnya ia akan kehilangan nyawanya, barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, maka ia akan memperoleh hidupnya. Apakah artinya memiliki semuanya kalau kehilangan nyawanya.

Lur peringatan Musa dan Yesus juga berlaku untuk kita, mana yang mau kita pilih? Kehilangan nyawa sekarang ini adalah bagaimana hidup jauh dari dosa-dosa (baik mata, pikiran, kemauan, tutur kata dan perbuatan). Namun akan mendapatkan janji keselamatan kehidupan. Menikmati hidup terutama hal2 yang salah pasti akan membawa kepada kehancuran. Setengah-setengah, belum tentu/mana mungkin karena kita akan selalu memilih mana yang mudah, gampang dan menyenangkan. Mari buat langkah baru menuju Hadirat Allah. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.

Renungan

Renungan hari Rabu, 26 Februari 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Hari ini Rabu hari pertama memasuki  retret Agung bersama masa Prapaskah. Hari ini sebagian besar umat akan menerima dan ditandai dengan abu. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu.

Ajakan Nabi Yoel dalam bacaan pertama hari ini adalah untuk kembali kepada Allah dengan puasa, matiraga dan amal kasih. Melalui ajakan ini pertama-tama kita diminta untuk pulang kembali kepada yang sungguh mengasihi kita. Melalui tindakan nyata maka kita berharap mendapatkan kasih karunia Allah sendiri. Mengoyakkan hati adalah mengubah diri dari kedalaman diri. Ketika kita mau mengoyakkan hati maka kita akan didamaikan dengan Allah. Mengapa kedamaian ada? Karena dalam hatilah Allah bertahta. Melalui pengoyakan hati, akan membawa cara baru dalam melakukan hidup keagamaan kita.

Lur yuk dalam memasuki masa retreat agung ini kita belajar untuk membersihkan hati dan diri kita. Memberi dan memaknai nilai hidup kita secara baru, lebih memberikan manfaat bagi sesama. BERKAH DALEM.

Untuk saudara/i ku yang tidak berkesempatan merayakan Ekaristi Rabu Abu ini silahkan membuka link berikut ini. https://youtu.be/V1aeJdtgjwo

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Selasa, 25 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Selasa biasa dalam pekan biasa ke-7, Selasa terakhir memasuki masa Prapaskah. Merendahkan diri dihadapan Allah.

Hari ini St. Yakobus melalui bacaan pertama mengingatkan kita akan asal usulnya sebuah pertengkaran atau perselihan diatara kita. Ternyata berasal dari dalam diri kita sendiri, yaitu hawa nafsu. Inilah yang akan bersama sama kita perangi selama masa praPaskah  yang akan kita mulai besok. Peperangan besar ataupun kecil (diri sendiri, teman dekat, komunitas, gereja atau bahkan antar negara) ternyata sumbernya hanya satu, yaitu pilihan kita mau menjadi teman dunia tetapi menjadi musuh Allah atau menjadi teman Allah tetapi dimusuhi oleh dunia. Itulah sebabnya mengapa ada tentara, polisi, alat-alat perang, hakim dan jaksa, untuk membantu mengatur masyarakatnya.

Lur kita masih hidup di dunia dan ada dalam dunia, namun baik kalau kita bertanya dimana fokus/prioritas hidup kita, bagaimana kita memakai dan memaknai waktu kita, perhatian dan uang? Juga kita boleh bertanya ketika kita melakukan sesuatu (menolong, melayani) itu sejujurnya untuk kemulian siapa, Allah atau diri Kita sendiri? Maka Yesus pun mengundang kita untuk menjadi pelayan bagi yang lain kalau ingin menjadi yang terbesar. Melayani menjadi Yang terbesar, sungguh suatu pertentangan bagi dunia. Maka kembali St. Yakobus mengajak kita untuk merendahkan diri dihadapan Allah maka IA akan meninggikan Kita. Allah akan mendampingi dan menguatkan kita. BERKAH DALEM

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC

Renungan

Renungan hari Senin, 24 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Senin biasa dalam pekan biasa ke-7. Senin terakhir sebelum masa Prapaskah. Sungguh beriman beriman sungguh.

Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa para murid gagal menyembuhkan orang yang sakit epilepsi. Padahal ketika Yesus mengutus mereka selalu dilengkapi dengan kemampuan untuk menyembuhkan. Ketika orang tuanya meminta Yesus untuk menyembuhkan iapun berkata: “jika Engkau dapat berbuat sesuatu, …..” Melalui perkataan ini Yesus memakainya untuk menunjukkan betapa iman orang tuanya sangat rendah. Maka akhirnya orang tuanya berkata: “aku percaya, tolonglah aku yang kurang percaya ini” Maka Yesus memulihkan si sakit. Dan murid-muridNya pun bertanya “kenapa kami tidak dapat mengusirnya?” Yesus katakan diperlukan doa. Melalui kesembuhan itu Yesus mengembalikan iman orang tuanya dan memurnikan iman mereka semua.

Lur apakah kita masih merasakan mukzijat Tuhan bekerja dalam hidup kita? Apa sih penghalangnya sehingga kita sulit merasakan kehadiranNYA? Bagaimana mempertajam dan memperdalam iman kita? Mukjizat Tuhan entah besar atau kecil terus terjadi dalam diri dan hidup kita, maka untuk dapat merasakan diperlukan doa dengan iman. Penghalang yang ada lebih karena diri sendiri, yaitu dosa, kebiasaan buruk dan ketergantungan akan hal2 yang buruk (dalam bacaan pertama). Untuk mempertajam dan memperdalam iman diperlukan keterbukaan, kepasrahan diri serta membangun kedekatan dengan Allah sendiri serta mengikis habis dosa, kebiasaan2 jelek dan ketergantungan akan hal2 yang jahat. Yuk kita meminta kekuatan dan kemampuan dari Roh Kudus untuk membantu memperbaiki diri kita dan relasi denganNYA. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.