Renungan hari Rabu, 19 Februari 2020

Selamat siang sedulur semuanya. Hari ini Rabu biasa dalam pekan biasa ke-6. Menjadi pelaksana Firman.

Hari ini kembali St. Yakobus mengingatkan kita agar menjadi pelaksana Firman, bukan hanya sekedar pendengar saja. Dalam keseharian kita, hendaklah kita cepat untuk membuka telinga agar bisa mendengarkan dengan baik namun lambat untuk berbicara dan juga lambat marah. Apabila kita tidak mampu mengendalikan diri, maka kita masih belum menjadi anak-anak yang merdeka. Hal ini juga berlaku terutama apabila kita masuk dalam jajaran pimpinan. Namun, sebenarnya kita semua adalah seorang pemimpin.

Gambaran kebahagiaan sebagai orang yang merdeka bisa kita lihat dalam diri seorang buta yang disembuhkan oleh Yesus. Namun barangkali kita juga bertanya-tanya, mengapa proses Yesus menyembuhkan harus dua kali, bukankah Ia Maha segalanya? Yang pertama mengajak si buta untuk memiliki iman yang lebih, dia punya iman namun sekedarnya saja, maka ia katakan melihat seperti pohon berjalan. Maka Yesuspun menumbuhkan imannya, maka ia bisa melihat secara jelas.

Lur sering kita menjadi orang yang OmDo/NATO/Big mouth terlalu banyak bicara, namun kosong, maka tidak heran dalam TV kita disodori program yang isinya talk, talk and talk. Yuk kita mendengarkan membuat waktu untuk bisa berduaan denganNYA. Mengerem mulut kita, sebagaimana pemazmur mengatakan “ya Allah awasilah mulutku dan berjagalah pada pintu bibirku” Selanjutnya tidak mudah marah mungkin bagian yang sangat susah, pengendalian diri. Maka apabila ketiganya berhasil kita akan menjadi pelaksana Firman dalam hidup kita. Yuk kita berupaya dan berdoa agar Tuhan mengembalikan dan memampukan kita melihat diri dan memperbaikinya. BERKAH DALEM.

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.