Renungan hari Minggu, 16 Februari 2020

Selamat sore sedulur semuanya. Selamat hari Minggu semoga telah menemukan, merasakan dan menikmati hadirat Tuhan dalam Ekaristi Kudus (walau buat yang di Singapura, hari Minggu pertama tanpa Ekaristi Kudus). Hari ini Minggu biasa dalam pekan biasa ke 6. Memilih secara bebas dan bijaksana.  

Memilih itu gampang-gampang susah. Gampang kalau pilihan itu jelas nampak/dapat dilihat dengan mata, bisa ditaksir nilai2nya (secara fisik ada). Menjadi susah apabila syarat pertama tidak terpenuhi, terlalu banyak pertimbangan. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bisa memilih secara bebas namun bijaksana.

Dalam perjanjian lama melalui Musa dan para nabiNYA Allah menyodorkan hukum sedang dalam perjanjian baru melalui Yesus anakNYA. Adapun semua hukum yang ada itu sebuah ajaran yang bertujuan untuk membawa manusia menuju kepada kesucian dan kepenuhan diri sebagai seorang pribadi. Kitab Putra Sirakh secara tegas memberi kebebasan manusia untuk memilih dan menangung akibatnya. Memilih yang baik membawa kebahagiaan, memilih yang jahat membawa kepada kehancuran.

Yesus ternyata mengajak kita untuk memahami hukum secara lain, yaitu melalui Roh dalam hukum itu. Contoh hukum yang dikemukakan Yesus menjadi punya pemahaman dan penerapan yang sangat luas. Contoh perzinahan, bagi Yesus tidak hanya pada perbuatan saat melakukan, namun sudah terjadi melakukan perzinahan walau hanya memandang, mengingini ataupun memikirkan. Jadi perluasan makna hukum dalam pandangan Yesus adalah dari keinginan sampai pada melakukan perbuatan itu sendiri

Lur, Yesus mengatakan jika hidup keagamaan kita tidak lebih atau sama dengan orang Farisi dan ahli2 Taurat, maka kita akan sama seperti mereka. Ada hal yang Yesus mau tanamkan dalam kita

1.    Allah mau kita mentaati hukum2NYA, sebagai sebuah tuntutan minimal sebagai sebuah hukum, tidak perlu diartikan atau disesuaikan dengan kemauan kita.

2.    Allah mau kita mengampuni, melupakan dan memperbaiki relasi secepat mungkin supaya kita tidak jatuh kepada dosa yang lebih besar lagi

3.    Allah mau kita jujur terhadap Allah, terhadap diri sendiri dan sesama, beralasan/berdalih itu sudah menunjukkan bahwa aku orang yang tidak bisa dipercaya dan tidak bernilai.

Yuk kita gunakan kebebasan dan Kebijaksanaan yang dari Allah untuk memuliakan Allah dan kebahagiaan kita. BERKAH DALEM.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.