Renungan hari Minggu, 10 Mei 2020

Selamat sore sedulur semuanya, SALAM SEHAT & BAHAGIA. Hari ini Minggu pekan Paskah 5. Semoga telah, sedang dan akan menikmati kebersamaan dalam dan perjumpaan dengan Tuhan bersama seluruh keluarga dalam EKARISTI OL. Kita PERCAYA SAJA. Hari ini sebagian besar umat manusia merayakan hari ibu, walau di Indonesia baru dirayakan 22 Desember nanti.

Zaman now, kalau mau jalan2 atau bepergian ketempat yang baru dan untuk pertama kalinya, orang tidak perlu takut biasanya selalu dikatakan buka aja Google map, atau aplikasi lain, jalan. Hanya kadang2 meskipun pakai, kalau tidak jeli dan waspada bisa salah, kadang harus berputar jauh atau kadang jalan Yang dilalui menuju ke tempat pemakaman. Nah kalau jalan cukup lebar tidak masalah untuk putar balik, namun kalau sempit dan dimalam hari, silahkan dibayangkan. Ketika jumlah anggota yang percaya bertambah, dan ada yang merasakan ketidakpuasan, maka timbullah intrik2 dalam kelompok yang percaya, untuk mencegah semakin meluas, maka para rasul memutuskan untuk membuat struktur baru dalam pelayanan, maka diangkatlah 7 orang diakon untuk bertugas melayani kebutuhan harian umat terutama para janda sedangkan para murid melayani altar doa (Ekaristi). Dan mereka semuanya setuju dengan struktur Yang baru itu. Di sisi lain, para rasul sendiri sedang mengalami kegelisahan karena akan berpisah dengan gurunya. Untuk mengatasi hal itu Yesus memberikan janji dengan mengatakan bahwa “janganlah gelisah hatimu percalah kepada Allah percayalah juga kepadaKU. Dirumah BAPAKU banyak tempat tinggal. Jika tidak tentu AKU sudah mengatakannya. AKU pergi untuk menyiapkan tempat bagimu, supaya ditempat Aku berada kamupun berada”. Mari direnungkan akan janji yang luar biasa, yang menunjukkan kebaikan hati Allah. Kekawatiran mereka ternyata karena mereka belum mengenali Yesus secara penuh, maka terlontarlah pertanyaan Philipus “Tuhan tunjukkalah BAPA itu kepada kami dan itu sudah cukup bagi kami”.

Lur kapan kita pertama kali mengenal Allah, jatuh cinta lalu dibaptis? Kalau anda yang baptis bayi akan berkata, sudah dari lahir, namun apapun dan kapanpun kita mengenal Allah yuk kita bertanya pada diri kita masing2 seberapa lama kita mengenal dan seberapa dalam pengenalan saya akan Allah/Yesus, atau saya belum juga mengenal sama sekali? Seberapa lamakah saya telah menjadi katolik, mengikuti Ekaristi, menerima Sakramen2, berapa sering saya berdoa secara pribadi, bersama, membaca Kitab Suci namun ternyata saya belum mengenal Kristus dan BAPA secara baik, dimanakah letak salahnya? Berapa sering/kali kita tersesat atau menyesatkan diri? Apakah saya/kita masih tetap mau mencoba mencari jalan sendiri (berpetualang) daripada mengikuti jalan yang jelas (Yesus) Akulah JALAN, KEBENARAN dan HIDUP dan bagaimana hasilnya? Kalau kita mengikuti gps kita, pasti kita akan tersesat, karena gps itu hanya menunjukkan arah, sementara kalau Yesus sebagai GPS kita, maka kita tidak akan salah/tersesat, karena Yesus berjalan bersama kita  Yuk kita jadikan Yesus sebagai BATU PENJURU yang mempersatukan, karena dengan bersama DIA kita tidak akan dipermalukan dan mendapatkan jaminan kebahagiaan abadi. BERKAH DALEM.

Selamat kepada para ibu, atas kesediaan dan kerelaan menjadi seorang ibu. Meski tanpa setangkai bunga dan sekantong coklat, namun tetap ada doa dan intensi dalam misa. Kita bersyukur memiliki 2 ibu, ibu yang melahirkan kita dan Maria Bunda Gereja. Gentle woman, peaceful dove, teach us wisdom, teach us love.

 

Renungan oleh RP. Sambodo, SS.CC.